Skema ponzi merujuk pada nama sang
penggagasnya yaitu mafioso Italia yang menetap di AS, yakni
Charles Ponzi (1882-1949), yang menjalankan usaha dengan cara
kotor melalui tipu muslihat untuk menumpuk keuntungan. Charles
Ponzi dianggap sebagai salah satu penipu terbesar sepanjang massa. Sekma Ponzi
adalah bentuk penipuan berkedok investasi, dimana mekanisme investasi yang
ditawarkan yaitu investor lama mendapatkan keuntungan investasi yang berasal
dari uang investor baru, dimana investor baru biasanya tergiur karena janji
imbal hasil yang tinggi dengan disertai “succes story” atau testimoni investor
lama.
Skema ponzi adalah sebuah
investasi dengan operasi yang mengandung tipuan yang membayarkan return kepada
investor menggunakan uang para investor itu sendiri atau uang yang berasal dari
investor di bawahnya atau yang berinvestasi setelahnya. Return tersebut
bukanlah dari laba yang diperoleh oleh orang atau organisasi yang menjalankan
operasinya. Skema ponzi biasanya menggiurkan bagi investor yang baru dengan
menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lain, dalam
bentuk return jangka pendek. ciri-ciri returnnya sangat tinggi atau sangat
konsisten. Jaminan kelancaran aliran return yang tinggi tersebut membutuhkan
aliran kas yang terus-menerus meningkat yang uangnya berasal dari investor baru
agar skema ini bisa terus berjalan.
Lima Elemen Kunci dalam Skema Ponzi
1. Manfaat
Iming iming janji bahwa modal akan kembali dalam jumlah besar diatas normal (ROI+Bonus). Tingkat pengembalian yang sudah ditetapkan (ROI Pasti). Tingkat pengembalian yang cukup tinggi dan memberi manfaat bagi investor tapi angkanya serealistis mungkin agar mudah dipercaya.
Iming iming janji bahwa modal akan kembali dalam jumlah besar diatas normal (ROI+Bonus). Tingkat pengembalian yang sudah ditetapkan (ROI Pasti). Tingkat pengembalian yang cukup tinggi dan memberi manfaat bagi investor tapi angkanya serealistis mungkin agar mudah dipercaya.
2. Setup
Adanya sebuah penjelasan tentang
bagaimana caranya agar investor bisa mendapatkan ROI diatas normal. Salah
satunya triknya adalah, Investor awal mengaku memiliki cara tertentu atau
memiliki akses informasi agar bisa menjalankan modal, atau investor awal
menyebutkan bahwa ia memiliki akses investasi menguntungkan yang tidak
ditawarkan pada publik.
3. Kredibilitas
Awal
Orang yang menjalankan skema ini
haruslah orang yang cukup dapat dipercaya dan mampu meyakinkan para investor
agar mau menginvestasikan uangnya.
4. Roi
Berjangka Bagi Investor
Paling tidak dalam beberapa kali
putaran, investor dijanjikan mendapat pengembalian modal dalam jangka waktu
tertentu.
5. Info &
Berita Tentang Keberhasilan
Investor lainnya harus mendengar paling tidak tentang
keberhasilan pembayaran bonus serta keuntungan yang sudah didapat atau tentang
pesatnya perkembangan mereka serta potensinya. Dan akhirnya uang yang masuk
untuk investasi akan semakin besar berbanding yang telah dibayarkan.
ILUSTRASI
Tahun I :
PT. A bilang di koran2 dsb tentang investasi emas dengan return gede
setiap bulan terjamin, jujur, terpercaya (iklannya lebay tingkat dewa deh yang
penting org tertarik). Oke tahun pertama terjaring lah sekitar 1.000 orang
dengan nominal investasi per masing2 orang 100jt, jadi total nominal
investasinya sebesar Rp. 100 Miliar.
PT. A sesuai janji di koran2 bilang bahwa akan memberikan return
sebesar 5% per bulan. Jadi dia harus membayarkan sebesar Rp. 5 miliar per bulan
ke sejumlah 1.000 orang investornya. Jadi dalam setahun dia harus membayar
return 60 Miliar ke 1.000 org investornya. Jadi sisa uang yang dipegang oleh
PT. A masih tersisa sebesar Rp. 40 Miliar.
Tahun
II :
Pada tahun ini, banyak orang kan mulai tergiur, orang2 lain
berdatangan karena testimoni dari investor yang awal menyebar dengan cepat,
malah mungkin investor yang gabung di tahun pertama menambah modalnya lagi
dengan berharap menambah keuntungan yang besar.
Seperti tahun sebelumnya PT. A menjaring lagi modal dari masyarakat,
kali ini kita sebut aja dari investor tahun pertama yang masih bertahan dan
memperpanjang investasinya cuma 500 orang (berarti 500 org minta dikembalikan
modalnya yaitu senilai 50miliar).Kan si PT. A sisa uangnya tinggal 40 Miliar ??
sedangkan yang minta dilunasin nominalnya 50 Miliar, 10 Miliarnya lagi gmn ??
Dikarenakan prestasinya di tahun pertama yang okee banget, banyak
masyarakat yang mau ikutan menanam investasi di PT. A, maka kekurangan 10
miliar tadi dibayar dari setoran dana masyarakat yang gabung di tahun kedua dan
begitu seterusnya
Dalam investasi, sering muncul perilaku mengekor (herd behavior). Bahkan, di pasar modal yang begitu
maju, terkadang keputusan beli atau jual saham hanya didasari sikap mengekor.
Mengapa bursa kadang mengalami kenaikan atau penurunan terlalu tajam dari yang
semestinya, tak lain adalah faktor sikap mengekor dari para investor. Apalagi
kalau yang investasi adalah orang2 yang tidak paham investasi dan cuma berharap
keuntungan besar aja.
kasus krisis 1998, dimana
dalam kondisi waktu itu, agar nasabah tidak mengambil uangnya dan untuk menarik
uang mengalir lagi masuk ke bank, maka pemerintah menaikan suku bunga
depositonya yang sangat fantastis hingga 60%, bahkan untuk menyelamatkan
perekonomian Indonesia waktu itu pemerintah berjanji kepada para nasabah bank
bahwa uang mereka aman dijamin pemerintah. Masalahnya tidak semua nasabah
percaya pada saat itu, bahkan tidak sedikit yang melarikan uangnya ke luar
negeri, sehingga bank-bank di indonesia kesulitan likuiditas dan banyak bank
yang ambruk bahkan beberapa bank pemerintah akhirnya di “merger. Ketika
nasabah berhenti menyetor uang dan nasabah mulai menarik uangnya, lalu sistem
perbankan ambruk berarti ini mirip dengan skema ponzi.
Dengan sistem perekonomian
global yang seperti skema ponzi legal ini, maka kita harus memiliki pendidikan
finansial yaitu memahami arti sebenarnya uang karena aturan uang
telah berubah. Selama skema ponzi masih digunakan dalam perekonomian global,
maka selama itu krisis finansial tidak akan pernah hilang karena krisis
merupakan bagian tidak terpisahkan dari skema ponzi, bedanya kalau ponzi yang
dilakukan perorangan saat terjadi “colapse” mereka tidak bisa mencetak uang
sendiri untuk “meredam efek ponzinya” tetapi kalau pemerintah bisa menciptakan
“uang” dari awang-awang, karena punya otoritas untuk mencetaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar