Kamis, 20 November 2014

ponzi ekonomi

Skema ponzi merujuk pada nama sang penggagasnya yaitu mafioso Italia yang menetap di AS, yakni Charles Ponzi (1882-1949), yang menjalankan usaha dengan cara kotor melalui tipu muslihat untuk menumpuk keuntungan. Charles Ponzi dianggap sebagai salah satu penipu terbesar sepanjang massa. Sekma Ponzi adalah bentuk penipuan berkedok investasi, dimana mekanisme investasi yang ditawarkan yaitu investor lama mendapatkan keuntungan investasi yang berasal dari uang investor baru, dimana investor baru biasanya tergiur karena janji imbal hasil yang tinggi dengan disertai “succes story” atau testimoni investor lama.
Skema ponzi adalah sebuah investasi dengan operasi yang mengandung tipuan yang membayarkan return kepada investor menggunakan uang para investor itu sendiri atau uang yang berasal dari investor di bawahnya atau yang berinvestasi setelahnya. Return tersebut bukanlah dari laba yang diperoleh oleh orang atau organisasi yang menjalankan operasinya. Skema ponzi biasanya menggiurkan bagi investor yang baru dengan menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lain, dalam bentuk return jangka pendek. ciri-ciri returnnya sangat tinggi atau sangat konsisten. Jaminan kelancaran aliran return yang tinggi tersebut membutuhkan aliran kas yang terus-menerus meningkat yang uangnya berasal dari investor baru agar skema ini bisa terus berjalan.
*      Lima Elemen Kunci dalam Skema Ponzi
1.     Manfaat
Iming iming janji bahwa modal akan kembali dalam jumlah besar diatas normal (ROI+Bonus). Tingkat pengembalian yang sudah ditetapkan (ROI Pasti). Tingkat pengembalian yang cukup tinggi dan memberi manfaat bagi investor tapi angkanya serealistis mungkin agar mudah dipercaya.
2.     Setup
Adanya sebuah penjelasan tentang bagaimana caranya agar investor bisa mendapatkan ROI diatas normal.  Salah satunya triknya adalah, Investor awal mengaku memiliki cara tertentu atau memiliki akses informasi agar bisa menjalankan modal, atau investor awal menyebutkan bahwa ia memiliki akses investasi menguntungkan yang tidak ditawarkan pada publik.
3.     Kredibilitas Awal
Orang yang menjalankan skema ini haruslah orang yang cukup dapat dipercaya dan mampu meyakinkan para investor agar mau menginvestasikan uangnya.
4.     Roi Berjangka Bagi Investor
Paling tidak dalam beberapa kali putaran, investor dijanjikan mendapat pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu.
5.      Info & Berita Tentang Keberhasilan
Investor lainnya harus mendengar paling tidak tentang keberhasilan pembayaran bonus serta keuntungan yang sudah didapat atau tentang pesatnya perkembangan mereka serta potensinya. Dan akhirnya uang yang masuk untuk investasi akan semakin besar berbanding yang telah dibayarkan.

ILUSTRASI
Tahun I :
PT. A bilang di koran2 dsb tentang investasi emas dengan return gede setiap bulan terjamin, jujur, terpercaya (iklannya lebay tingkat dewa deh yang penting org tertarik). Oke tahun pertama terjaring lah sekitar 1.000 orang dengan nominal investasi per masing2 orang 100jt, jadi total nominal investasinya sebesar Rp. 100 Miliar.
PT. A sesuai janji di koran2 bilang bahwa akan memberikan return sebesar 5% per bulan. Jadi dia harus membayarkan sebesar Rp. 5 miliar per bulan ke sejumlah 1.000 orang investornya. Jadi dalam setahun dia harus membayar return 60 Miliar ke 1.000 org investornya. Jadi sisa uang yang dipegang oleh PT. A masih tersisa sebesar Rp. 40 Miliar.
Tahun II :
Pada tahun ini, banyak orang kan mulai tergiur, orang2 lain berdatangan karena testimoni dari investor yang awal menyebar dengan cepat, malah mungkin investor yang gabung di tahun pertama menambah modalnya lagi dengan berharap menambah keuntungan yang besar.
Seperti tahun sebelumnya PT. A menjaring lagi modal dari masyarakat, kali ini kita sebut aja dari investor tahun pertama yang masih bertahan dan memperpanjang investasinya cuma 500 orang (berarti 500 org minta dikembalikan modalnya yaitu senilai 50miliar).Kan si PT. A sisa uangnya tinggal 40 Miliar ?? sedangkan yang minta dilunasin nominalnya 50 Miliar, 10 Miliarnya lagi gmn ??
Dikarenakan prestasinya di tahun pertama yang okee banget, banyak masyarakat yang mau ikutan menanam investasi di PT. A, maka kekurangan 10 miliar tadi dibayar dari setoran dana masyarakat yang gabung di tahun kedua dan begitu seterusnya
Dalam investasi, sering muncul perilaku mengekor (herd behavior). Bahkan, di pasar modal yang begitu maju, terkadang keputusan beli atau jual saham hanya didasari sikap mengekor. Mengapa bursa kadang mengalami kenaikan atau penurunan terlalu tajam dari yang semestinya, tak lain adalah faktor sikap mengekor dari para investor. Apalagi kalau yang investasi adalah orang2 yang tidak paham investasi dan cuma berharap keuntungan besar aja.
kasus krisis 1998, dimana dalam kondisi waktu itu, agar nasabah tidak mengambil uangnya dan untuk menarik uang mengalir lagi masuk ke bank, maka pemerintah menaikan suku bunga depositonya yang sangat fantastis hingga 60%, bahkan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia waktu itu pemerintah berjanji kepada para nasabah bank bahwa uang mereka aman dijamin pemerintah. Masalahnya tidak semua nasabah percaya pada saat itu, bahkan tidak sedikit yang melarikan uangnya ke luar negeri, sehingga bank-bank di indonesia kesulitan likuiditas dan banyak bank yang ambruk bahkan beberapa bank pemerintah akhirnya di “merger.  Ketika nasabah berhenti menyetor uang dan nasabah mulai menarik uangnya, lalu sistem perbankan ambruk berarti ini mirip dengan skema ponzi.
Dengan sistem perekonomian global yang seperti skema ponzi legal ini, maka kita harus memiliki pendidikan finansial yaitu memahami arti sebenarnya uang karena aturan uang telah berubah. Selama skema ponzi masih digunakan dalam perekonomian global, maka selama itu krisis finansial tidak akan pernah hilang karena krisis merupakan bagian tidak terpisahkan dari skema ponzi, bedanya kalau ponzi yang dilakukan perorangan saat terjadi “colapse” mereka tidak bisa mencetak uang sendiri untuk “meredam efek ponzinya” tetapi kalau pemerintah bisa menciptakan “uang” dari awang-awang, karena punya otoritas untuk mencetaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar